
Adhicipta R. Wirawan masih mengajar sebagai seorang dosen akuntansi
di sebuah universitas swasta yang cukup terkenal di Surabaya. Namun
begitu jas dilepas, dia adalah seorang penggiat industri kreatif digital
di Indonesia. Melalui Mechanimotion Studio, Adhicipta menegaskan bahwa
peluang industri kreatif digital di Indonesia sangat besar. Jika Anda
tahu bagaimana memanfaatkannya.
Halo mas Adhi. Bagaimana ceritanya seorang dosen akuntansi bisa terjun di industri game?
Sejak SMA, saya suka menggambar. Namun begitu lulus, orang tua
meminta saya untuk melanjutkan di jurusan akuntansi saja karena kala
itu, mereka melihat tingginya kesempatan kerja untuk profesi
akuntan di masyarakat. Jadi, saya ambil kuliah S1 dan S2 di jurusan
akuntansi, hingga sekarang jadi dosen.
Lalu bagaimana Anda bisa terjun ke dunia game?
Pada tahun 2012, saya mendirikan Mechanimotion sebagai sebuah badan
usaha. Di bawahnya ada Animotion Academy sebagai divisi edukasi untuk
mencetak SDM di industri kreatif digital, kemudian baru akhir 2013,
Mechanimotion menambahkan satu lagi sub divisi, yaitu Dolanan Games.
Semua ini dilakukan sambil tetap jadi dosen akuntansi?
Saya masih mengajar akuntansi. Memang tidak mudah. Namun apabila kita
punya passion dan kemauan, saya yakin siapapun dan apapun profesinya
pasti bisa. Lagipula, semuanya bisa dikontrol dengan smartphone lawas
saya ini.
Apakah kedua profesi yang berbeda ini bisa saling mendukung atau justru jalan sendiri-sendiri?
Saling mendukung. Terutama ketika kita harus presentasi di depan
calon investor. Saya bisa ngobrol dengan bahasa mereka, seperti proyeksi
laba rugi, profit margin, dan lain sebagainya.
Jadi, kemana passion Anda di industri kreatif digital telah mengantarkan Anda?
Tahun 2013, kita pernah memenangkan INAICTA dari kemkominfo dan
INCREFEST dari kemenperin. Saat ini, kami sedang fokus di industri game.
Salah satu judul game kami, Djamal, meraih juara 2 dalam Anti
Corruption Festival oleh KPK. Pada 17 Agustus kemarin, Garuda Nest
Rescue difitur di halaman depan Google Play Indonesia sebagai game karya
anak bangsa.
Sebagai pelaku industri kreatif digital, bagaimana menurut Anda tentang potensi industri ini di Indonesia?
Indonesia masih kecil dari segi jumlah paten. Tantangan kita sebagai
pelaku industri kreatif digital adalah bagaimana investor melihat
investasi saat ini dan masa depan itu tidak harus berbentuk konvensional
seperti rumah atau apartemen saja, tapi peluang di dunia digital dan
intelectual property itu juga besar.
Bagaimana caranya membuat investor tertarik?
Kolaborasi. Di Jepang ada budaya Seisaku Iinkai dimana
kelompok-kelompok pelaku usaha berkolaborasi membentuk sebuah unit
kerjasama operasi. Saya berkesempatan mengunjungi kantor pusat Pokemon
di Roppongi. Dari sini saya dapat bahwa Pokemon adalah kolaborasi antara
Nintendo, Gamefreak, TV Tokyo dan beberapa perusahaan lain. Terpengaruh
dari sejak jaman feudal, di sana sudah ada klan-klan. Kelompok-kelompok
inilah yang menjadi penggerak ekonomi Jepang. Indonesia harusnya juga
bisa. Karena budaya di Asia Timur setidaknya hampir mirip-mirip. Perlu
diketahui, pendapatan industri animasi di Jepang tahun 2012 sekitar 161
triliun rupiah atau setara dengan 377 pesawat tempur sukhoi atau 33
jembatan suramadu. Kalau di Indonesia sudah ada banyak intelectual
property yang mampu bersinergi dan ada satu target yang jelas, maka saya
yakin Indonesia pun bisa mencapai angka ini.
Jadi, apa upaya yang telah Anda lakukan untuk mengubahnya?
Sejak tahun 2010, kami menggagagas The Adventure of Wanara. Seiring
berjalannya waktu, Wanara berhasil tembus mendapat bantuan pendanaan dan
inkubasi dari PT. Telkom Indonesia melalui program Indigo Fellowship.
Pada waktu itu, salah satu challenge yang diberikan oleh Telkom adalah
building team. Dengan tekanan deadline, kita berhasil mengumpulkan
orang-orang hebat yang mau bekerjasama. Wanara digarap oleh tim
kolaboratif yang terdiri dari 60 orang.
Anda juga membentuk sebuah perkumpulan animator sendiri ya mas?
Studio animasi di Indonesia banyak. Tapi kerjanya masih sporadis,
bahkan seringkali persaingannya negatif. Di Amerika Serikat, ada studio
besar yang meski saling bersaing, mereka juga saling bekerjasama, yaitu
Pixar dan Dreamworks. Maka di perkumpulan ini, kami ingin mengajak
animator-animator di Indonesia agar tidak hanya bersaing saja, namun
juga berkolaborasi. Misalnya jika satu studio menghasilkan sebuah karya,
studio lain bisa memberi kritik dan saran. Semakin banyak kualitas
animasi yang bagus di Indonesia, semakin banyak investor yang tertarik
ke industri kita. Bikin 5 produk dengan kerjasama 5 orang jauh lebih
baik daripada bikin sendiri tapi cuma menghasilkan 1 produk setahun.
Sebesar apa kesempatan kerja bagi pelaku industri kreatif digital di Indonesia?
Relatif besar, tergantung kita sebagai pelaku yang lebih dulu terjun
ke industri ini. Kita harus sadar bahwa kita punya tanggung jawab untuk
membukakan jalan bagi generasi-generasi berikutnya. Misalnya saja di
Surabaya. Ada banyak sekali SMK – SMK yang membuka jurusan animasi dan
multimedia. Siswa-siswa yang mengambil jurusan itu, berarti
menggantungkan masa depan mereka pada kita. Semakin subur industri ini
di Indonesia, maka semakin banyak lulusan yang akan diserap di dunia
kerja. Inilah beban yang harus ditanggung industri kreatif digital di
Indonesia.
Jadi, tips apa yang bisa Anda berikan untuk pembaca kami yang ingin terjun ke industri kreatif digital?
Mungkin bukan cuma industri kreatif digital, namun juga di industri
manapun. Dalam bisnis, kita harus segera bertindak. Proses belajar
terbaik adalah dengan bertindak. Karena, secara otomatis usia kita akan
terus bertambah. Semakin cepat kita bertindak, semakin baik. Dalam
proses itu, Anda harus punya growth yang terukur. Misalnya kalau bikin
apps ya berarti jumlah download, kalau bikin intelectual property
berarti jumlah fanbase, dan seterusnya. Dan jangan lupa untuk
berkolaborasi. Berkomunitaslah. Temui orang-orang yang sudah terjun
lebih dulu ke industri Anda. Anda akan belajar banyak dari mereka.
Terakhir, bisnis itu harus kembali ke passion. Saya mengawalinya dari
hobi. Bagi saya, passion adalah modal awal yang tidak akan pernah padam.
Selama Anda yakin dengan passion Anda, maka Anda pasti akan berhasil.
Nah Sobat, Apakah saat ini Anda sedang mengejar
passion Anda? [PS: foto di artikel ini adalah wujud kreativitas Adhicipta. Bukan karena dia benar-benar ditahan.] (http://studentpreneur.co/kisah-inspiratif-dosen-akuntansi-ini-berhasil-berbisnis-game/)
No comments:
Post a Comment
Komentar