Pemuda asal Indonesia bisa menjadi pengusaha sukses dari berawal jualan tempe di negeri Jepang. Ternyata, pengalaman dari tugas kuliah yang mengantarkan Teguh
Wahyudi pada sebuah kesuksesan menjadi seorang pengusaha. Melalui PT
Sariraya yang didirikannya, Teguh sukses berbisnis tempe dan juga
makanan halal lainnya di negeri Sakura, Jepang. Bahkan, perusahaan yang
didirikannya juga merambah ke bidang lainnya. Berikut kisahnya.
Ada banyak peluang usaha yang lain, kenapa terpikir oleh Mas Teguh untuk berbisnis tempe?
Ya, semua ini berawal dari sebuah kegiatan saat ada waktu luang
selama melakukan kunjungan studi ke Jepang. Jadi, karena setiap hari
sabtu dan minggu sekolah libur, saya pun memutuskan mencari kegiatan
part time yang dapat menghasilkan uang tambahan untuk biaya hidup di
Jepang. Dan sebenarnya banyak pekerjaan part time di tempat lain yang
dalam 1 jam dibayar sekitar 800-900 yen atau Rp 90.000 seperti yang
dilakukan kebanyakan mahasiswa lain yang sedang menempuh studi di
Jepang. Tapi, saat saya membaca buku cara membuat tempe, mulailah
terpikir untuk membuat tempe pada hari sabtu dan minggu. Ternyata, apa
yang saya lakukan pun berhasil dan semakin banyak orang yang berminat
sehingga membuat tempe buatan saya lalu keras.
Apa sih perbedaan produk tempe buatan Anda dengan yang lainnya?
Jangan disamakan tempe Sariraya dengan tempe yang lainnya, bahkan
dengan tempe yang banyak dibuat di Indonesia. Tempe Sariraya atupun
produk yang lain bisa tahan sampai 3-6 bulan. Selain itu, tidak ada
istilah basi dalam pemasaran kami. Artinya, sebelum memasuki masa
expired maka tempe sudah harus laku terjual. Oleh karena itu, kami
selalu berusaha untuk mencari tenaga part time sebanyak-banyaknya karena
selalu mendapat banjir order dari customer. Tempe, hanyalah salah satu
produk PT Sariraya karena kami juga memiliki produk yang lain seperti
Meat ball factorys, Instan meat ball factorys, Sariraya sambal pecel
factorys dan juga Instan Rendang yang sangat disukai oleh customer.
Bagaimana cara Anda memasarkan tempe yang belum dikenal oleh warga Jepang?
Semakin hari kegiatan jualan dan membuat tempe semakin sibuk dan
dikenal masyarakat muslim di sekitar Mikawa. Supaya mudah dikenal dan
diingat, akhirnya muncul ide memberi nama Shahabat untuk usaha ini
(usulan dari kakak) sebagai inisial dalam memasarkan produk tempe.
Awalnya, saya memang memasarkan produk tempe ke lingkukan sekitar
seperti teman, komunitas dan sebagainya. Namun sekarang siapa pun bisa
juga menjadi penjual/distributor/ buka toko atau online di internet
untuk memasarkan produk Sariraya. Bahkan, ada juga alumni jepang yang
sudah di Indonesia tetep bisa bisnis dengan Sariraya dan mengasilkan
omzet yang sangat besar dan tidak kalah dengan gaji para profesional di
Indonesia, hehehe….
Kegiatan memasarkan tempe saya kerjakan pada hari Sabtu dan Minggu,
karena Senin-Jumat sibuk dengan kegiatan sekolah. Selain memproduksi
tempe, setiap sabtu dan minggu saya pun berjualan keliling dengan
menggunakan mobil yang pinjam ke kakak. Bahkan, tak jarang saya juga
dibantu oleh teman-teman yang lain karena saya masih belum hafal jalan.
Hari demi hari semakin sibuk dan kadang pulang larut malem, sedangkan
senin pagi harus belajar di Nagoya. Semakin hari semakin sibuk dan
capek, (pernah saat itu inget , setiap sabtu dan minggu saya jualan
keliling dapat omset 380,000 yen, dalam 1 bulan 4 x jualan. Jadi, dalam
satu bulan omset yang didapat kurang lebih 1,500,000,- yen).
Lalu, bagaimana dengan aktivitas kuliah?
Dengan kesibukan Sabtu dan Minggu berjualan tempe, ternyata menggangu
kegiatan saya untuk belajar, sehingga sensei atau dosen menegur untuk
lebih aktif kembali. Kurang lebih sudah 9 bulan saya di jepang, dan
semakin membuat saya sibuk untuk menyuplay kebutuhan WNI akan produk
halal dan kebutuhan pokok. Setelah saya berdiskusi dengan para senior,
(alumni Universitas Brawijaya yang banyak di Jepang untuk menempuh studi
S2 dan S3), saya pun memutuskan untuk bisnis di Jepang dahulu dan
memutuskan untuk mengundurkan diri dari study. Kenyataannya, itulah yang
harus saya lakukan untuk mengembangkan bisnis agar semakin besar.
Sekarang sudah ada berapa produk yang dijual melalui PT Sariraya?
Berawal dari tempe dengan merek Shahabat, kini PT Sariraya sudah
memiliki banyak produk. Ijin PT Sariraya awalnya adalah untuk
memproduksi tempe, mendirikan toko dan restoran halal). Jadi, cikal
bakal Sariraya berawal dari 3 kegiataan yakni tempe, restoran dan toko
halal. Saat ini kegiatan PT Sariraya meliputi pabrik tempe, tempe
sliced, tempe menjes, pabrik bakso halal, pabrik sambal pecel, pabrik
bakso instan, pabrik rendang instan, toko halal, restoran, distributor
produk halal dan export- import. Totalnya, sekarang ada sekitar 7 item
produk sendiri, 49 item import dari indonesia dan sekitar 360 item lebih
produks dari negara lain.
Berapa omzet yang didapat oleh PT Sariraya?
Karyawan PT Sariraya ada 11 orang, gaji tertinggi sekitar 798.000
yen dan rata-rata gaji staf sekitar 180.000 sampai 310.000 yen. Saat ini
semua gedung PT Sariraya sewa, dan total ada 6 gedung yang disewa.
Minimal uang sewa gedung, gas, dan listrik setiap bulan mencapai sekitar
1.200.000 yen/bulan, atau 14.400.000 juta yen/tahun. Alhamdulillah,
masih bisa bertahan sampai sekarang. Operasional dalam 1 bulan lebih
kurang 1.000.000.000 yen atau 1000 man yen, lumayan juga kan
pengeluarannya sariraya.
Bagi Mas Teguh, apa yang belum tercapai dalam berbisnis berjualan tempe?
Ini sudah sifat kodrat manusia. Diberi 1 minta 2, 3 minta 4, jadi
artinya nilai kepuasan manusia tidak pernah ada hentinya. Namun saya
sangat bersyukur atas semua ini, meskipun kami di Jepang sibuk, sebagai
seorang muslim, saya dan istri juga bisa pergi ke Baitullah dari Jepang.
Bisa memulai bisnis dalam usia yang saat itu juga masih terbilang muda,
artinya belum lulus kuliah sudah disibukkan dengan banyak aktivitas dan
bisnis dan kemudian berlanjut di Jepang sampai saat ini.
Rencana saat ini, Sariraya ingin punya banyak staff profesional dari
Indonesia yang ahli di bidangnya masing masing. Dengan demikian,
inshaallah Sariraya akan lebih siap untuk tetap menempatkan posisi
sebagai perusahaan dwi nasional yang terus di perhitungkan. Dan
sekaligus menjadi media persahabatan antara rekan-rekan Indonesia dan
sahabat-sahabat Jepang.
Selain tempe, bagaimana perjalanan bisnis Mas Teguh saat ini, terutama produk halal seperti yang Anda sampaikan sebelumnya?
Luar biasa, dan alhamdulillah tetep bisa terus bertahan, meskipun
sekarang banyak perusahaan Jepang yang bergerak sama dengan saya.
Bahkan, sekarang banyak perusahaan Jepang bermunculan yang bergerak di
bidang import produk halal. Dengan bermunculan perusahaan halal jepang
dan importir halal jepang, saya semakin senang. Pasalnya, patner
Sariraya semakin banyak, karena salah satu kegiatannya sebagai
distributor produk halal semakin terbantu, dan produk sariraya semakin
banyak yang bisa didistribusikan. Sariraya pun tidak perlu banyak tenaga
atupun pengeluaran untuk invest alat-alat produksi. Jadi, saya tinggal
minta perusahaan lain untuk membuat produk Sariraya, kemudian disetor
ke sariraya. Cara ini lebih efektif, efesien dan kita bisa maju bersama.
Apa sih yang harus diperhatikan dalam menjalankan bisnis kuliner seperti Mas Teguh?
Yang jelas, bukan hanya bisnis kuliner, untuk semua pelaku bisnis
harus memberi kenyamanan kepada semua pihak khususnya konsumen/pasar.
Karena mereka adalah aset kita. Istilahnya, berapapun pabrik akan dengan
mudah kita bangun, jika konsumen selalu ada dan setia kepada kita.
Pernah merasa frustasi karena jenuh menjalankan bisnis, bagaimana Mas Teguh mengatasinya?
Saya tidak pernah mengalami itu. Hanya saja, diawal awal sariraya
berdiri, banyak hal yang mungkin perlu perjuangan. Pernah saat saya
masih keliling dengan mobil (sariraya belum resmi jadi PT.) mengalami
mogok dan saya tidak tahu mesin sama sekali. Saya mencoba untuk membuka
tutup radiator dan tanpa sadar air panas radiator langsung menyemprot ke
sekujur perut. Sampai sekarang, luka bakar akibat semprotan air
radiator tersebut masih membekas di perut saya. Selain itu, saya juga
pernah mengalami kesulitan untuk menyatukan konsep manajemen saya dengan
manajemen di Jepang. Tapi, seiring berjalannya waktu, semua itu sudah
mendapat solusi dan Sariraya dapat berkembang seperti sekarang.
Terakhir, apa saran dari Mas Teguh agar mereka yang memulai bisnis tetap bersemangat?
Pertama, fokuskan pada 1 bidang (jangan semua bidang dikerjakan).
Kemudian, menjalankan dengan niat yang sungguh- sungguh serta berusaha
semaksimal mungkin dan jangan mudah menyerah. Ketiga, Anda harus
mencintai setiap pekerjaan yang dilakukan. Jangan sekali-kali berpikiran
bahwa usaha yang sedang dijalankan adalah sebuah beban dan
keterpaksaan. Keempat, Anda harus berlaku jujur dan menciptakan kondisi
aman serta nyaman untuk semua patner ataupun konsumen karena mereka
adalah aset untuk kita. Kelima, dan yang terakhir adalah jika kita sudah
di posisi aman dan besar maka harus tetap menjaga kualitas produk dan
terus berinovasi serta tak lupa untuk melibatkan Tuhan dengan
menjalankan perintahNya dan berdoa agar semua usaha yang dijalankan
semakin berkembang. Jika semua itu bisa dijalankan maka saya yakin kita
semua akan meraih sukses dunia dan akhirat, amin… Karena apapun usaha
kita, harus ada proses yang berjalan. Pengorbanan sudah pasti dilakukan,
jika satu usaha kita maju dan berkembang yakinlah bahwa yang lain akan
segera mengikutinya.
No comments:
Post a Comment
Komentar