Berani meninggalkan zona nyaman demi merintis usaha sendiri.
Begitulah yang dilakukan Sofie Agustine, saat memutuskan terjun merintis
usaha sendiri di bidang perhiasan hingga beralih membuat sepatu batik.
Saat itu, ia sudah menduduki posisi cukup penting di salah satu
perusahaan otomotif. Merintis bisnis sekitar tiga tahun lalu, kini Sofie
sukses memproduksi sepatu dengan merek d'Arcadia Treasure (D.A.T).
Selain beredar di pasar lokal di berbagai daerah, produk sepatunya juga
sudah diekspor ke sejumlah negara, seperti Amerika Serikat (AS) dan
Norwegia.
Awalnya, Sofie tak pernah menyangka bakal menekuni bisnis sepatu
buatan tangan alias handmade ini. Soalnya, saat terjun ke dunia bisnis,
perempuan kelahiran Bandung ini memilih menekuni usaha pembuatan
perhiasan.
Iseng-iseng ia juga menerima pesanan sandal. Hanya saat itu, ia
sering makloon atau menitipkan produknya untuk diproduksi pihak lain.
Suatu saat, ia menerima pesanan sandal dalam jumlah besar dari Prancis. Nah, makloon langganannya ini ternyata tak bisa memenuhi pesanan. Tak ingin mengecewakan pelanggan, Sofie lalu memutuskan membuatnya sendiri.
Suatu saat, ia menerima pesanan sandal dalam jumlah besar dari Prancis. Nah, makloon langganannya ini ternyata tak bisa memenuhi pesanan. Tak ingin mengecewakan pelanggan, Sofie lalu memutuskan membuatnya sendiri.
Ia mengumpulkan tiga tukang pembuat sepatu, dan menyewa tempat kecil
sebagai bengkel yang berdekatan dengan rumahnya di Cibubur, Bogor.
Setelah berhasil memenuhi pesanan pelanggannya, ibu tiga anak ini meneruskan untuk meneruskan usaha tersebut. Awalnya, produknya kebanyakan berbahan kulit sintetis ketimbang menggunakan batik.
Setelah berhasil memenuhi pesanan pelanggannya, ibu tiga anak ini meneruskan untuk meneruskan usaha tersebut. Awalnya, produknya kebanyakan berbahan kulit sintetis ketimbang menggunakan batik.
Pasalnya, membuat sepatu batik lebih rumit karena harus memperhatikan
kecocokan corak setiap pasangnya. Namun, setiap mengikuti pameran,
sepatu batik justru lebih laku ketimbang sepatu lainnya.
Akhirnya ia fokus menggarap produk sepatu bercorak batik dan tenun.
Dengan bantuan 32 pengrajin, kini ia mampu memproduksi 4.000 pasang
sepatu per bulan.
Terkadang ia juga menerima pesanan dari Malaysia. Ia berhasil
menjangkau pasar yang luas karena rajin mengikuti pameran hingga
mendapat tawaran berjualan di situs online Zalora.co.id di tahun 2012
dan disusul oleh Berrybenka.com.
Di tahun sama, ia juga menawarkan proposal ke gerai ritel Sarinah.
Tawarannya mendapat sambutan positif. Setelah produknya dijual di
Sarinah Pejaten Village, tak lama ia mendapat tawaran memajang sepatunya
di Pasaraya Blok M, Pendopo Alam Sutera, Pendopo Bandung, dan Grand
Palace Surabaya.
Dengan harga jual sepatu Rp 150.000−Rp 400.000 per pasang, ia mampu mengantongi omzet rata-rata Rp 200 juta dalam sebulan.
Dengan harga jual sepatu Rp 150.000−Rp 400.000 per pasang, ia mampu mengantongi omzet rata-rata Rp 200 juta dalam sebulan.
(Bersambung)
(http://peluangusaha.kontan.co.id/news/beruntung-di-bisnis-sepatu-batik-1/2014/10/28)
like this
ReplyDelete