Dunia bisnis sudah menjadi bagian dari perjalanan hidup Paksi
Dewandaru. Sejak mahasiswa ia terbiasa memanfaatkan berbagai peluang
bisnis. Pengalaman panjang itu sukses mnengantarkannya menjadi pengusaha
kuliner dan properti.
Di sektor kuliner, ia mengembangkan bisnisnya dengan membuka tawaran
kemitraan.Saat ini, jumlah mitra usahanya sudah tersebar hampir di
seluruh wilayah Indonesia.
Dalam sebulan rata-rata omzetnya Rp 150 juta. Sejatinya, menjadi pengusaha bukanlah cita-cita Paksi Dewandaru. Sebagai sarjana teknik elektro lulusan Institute Teknik Surabaya (ITS), ia ingin bisa berkarir di dunia teknologi.
Dalam sebulan rata-rata omzetnya Rp 150 juta. Sejatinya, menjadi pengusaha bukanlah cita-cita Paksi Dewandaru. Sebagai sarjana teknik elektro lulusan Institute Teknik Surabaya (ITS), ia ingin bisa berkarir di dunia teknologi.
Namun, semua mimipinya ini berubah saat ia mulai berkenalan dengan
dunia bisnis. Berawal saat ia membuka usaha kecil-kecilan semasa
kuliah. Antara lain menerima pesanan jaket, kaos, pin, souvenir dan
lainnya.
Setelah lulus kuliah pada tahun 2008, laki-laki berkulit gelap ini
mulai tertarik menjadi pengusaha seperti sang kakak. Akhirnya, dia
membuka usaha advertising yang dinamai Kancil Desain dan berlokasi di
Surabaya.
Saat itu, jasa periklanannya menyasar target konsumen kelas mengengah
ke bawah. Merasa tidak cukup mempunyai satu jenis usaha, selang dua
bulan Paksi mencoba mengembangkan sayap bisnisnya dengan membuka bisnis
kuliner.
Bisnis pertamanya adalah bakso goreng dengan brand P'lekrez. Pada
awal merintis usaha dia langsung membuka tiga gerai pribadi yang
semuanya berada di Surabaya. Gayung bersambut, usaha bakso goreng
miliknya cukup digemari konsumen.
Dalam sebulan, Paksi bisa mendapatkan omzet lebih dari Rp 6 juta.
“Saya terus kembangkan usaha kuliner dengan membuka mosterjelly cafĂ© di
depan kantor,” kata pria yang sempat mengeyam pendidikan di Jonkoping
International Bussines School Swedia ini.
Paksi mengaku tertarik menekuni usaha kuliner karena potensi pasarnya
yang besar. Sementara modal merintis usaha tidak terlalu besar. Paksi
bercerita, untuk membuka usaha perdananya, modal awalnya hanya sekitar
Rp 3 juta. Modalnya murah meriah karena ia mengusung konsep bisnis
gerobakan.
Sukses dengan bisnis bakso goreng itu mendorongnya untuk serius
menekuni usaha ini. Selain P'lekrez, saat ini Paksi memiliki lima brand
kuliner lainnya. Antara lain D’Mushroom, Bebek Nyimut, Moster Jelly, dan
Terang Bulan Manchester. Semua usaha kulinernya ini sudah dimitrakan. “
Tapi yang paling laris itu MosterJelly,” katanya.
Sekedar info, Moster Jelly merupakan jenis minuman bubble yang
menyasar konsumen kelas menengah bawah. Awalnya, usaha ini dibuka
bersama temannya di salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya.
Terinspirasi dengan minuman bubble asal Malaysia, Paksi terus
memperbaiki produknya. Pada 2012 ia membuka kemitraan Monster Jelly.
Saat ini, mitra Moster Jelly sudah ada 160 yang tersebar di seluruh
Indonesia.
(Bersambung)
(http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sarjana-elektro-sukses-di-bisnis-kuliner-1)
No comments:
Post a Comment
Komentar