Posisi 48 dari 50 orang terkaya di Jepang versi majalah Forbes
ditempati oleh raja bisnis fast food yang berhasil menumbangkan dominasi
McDonalds di Jepang, Kentaro Ogawa. Ia mendirikan beef bowl
Zensho pada tahun 1983. Hingga kini, kekayaan bersihnya dari Zensho
mencapai 525 juta dolar Amerika atau sekitar 6,4 Trilliun Rupiah. Ini
adalah pencapaian yang sangat besar bagi seorang mantan pekerja galangan
kapal.
Keluar Dari Kampus dan Melakukan Pekerjaan Keras
Seorang mahasiswa garis keras, Ogawa memutuskan untuk dropout
dari Universitas Tokyo pasca pergolakan tahun 1960. Ia kemudian
mengambil pekerjaan bongkar muat peralatan ke dalam kapal di pelabuhan
Yokohama hingga berhasil mencapai posisi dimana ia mengorganisir para
pekerja di sana. Melihat dunia luar dengan mata kepalanya sendiri, dalam
tahun-tahun berikutnya, ironisnya ia justru meyakini bahwa kapitalisme
adalah satu-satunya cara untuk merevolusi negerinya. Maka, dia berhenti
dari pekerjaannya di dermaga, dan pada tahun 1978 bergabung pada raksasa
beef bowl Yoshinoya. Lima tahun kemudian, ia mengundurkan diri untuk mendirikan bisnisnya sendiri, Zensho.
Menjadi Kapitalis Namun Tetap Aktivis Sosialis
Meskipun telah beralih jadi seorang kapitalis, Ogawa masih
mempertahankan semangat aktivisnya. Dua misi resmi Zensho adalah
menciptakan dunia yang bebas dari kelaparan dan menjadi perusahaan
makanan terkemuka di dunia. Saat ini, Zensho adalah pemegang marketshare
terbesar di industri pangan Jepang. Namun hal ini menurutnya masih
belum cukup.
“Ukuran total industri jasa makanan Jepang adalah 24 triliun yen;
Zensho hanya menempati pasar sebesar 400 miliar yen. Sedangkan
perusahaan mobil dan mesin industri memiliki pangsa pasar minimal 20%
sampai 30%. Dibandingkan dengan industri-industri ini, pelayanan makanan
belum mencapai potensinya.”
Maka, mereka ekspansi hingga ke Tiongkok, Brazil dan Thailand.
Ekspansi ke pasar global ini juga dianggap sebagai salah satu langkah ke
depan untuk merealisasikan visi mereka menghapus kelaparan dan
kemiskinan global.
“Dari perspektif global, populasi manusia diperkirakan akan melebihi 9
miliar pada pertengahan abad ini. Kemungkinan besar, dunia akan
menghadapi kekurangan pangan yang parah. Bahkan sekarang, satu orang
meninggal karena kelaparan setiap enam detik,” katanya. “Di sisi lain,
ada cukup makanan di negara-negara maju, tetapi tidak merata. Perusahaan
perdagangan gandum dan raksasa perdagangan, yang prioritas utamanya
adalah untuk menghasilkan keuntungan, tidak akan pernah mendistribusikan
makanan ke daerah-daerah yang menderita kekurangan.”
“Pasokan pangan global akan terus menjadi masalah serius. Untuk
memberantas kelaparan global dan kemiskinan, kami ingin membangun sistem
pasokan pangan yang sustainable. Dan untuk tujuan ini, kami perlu
menjadi nomer 1 di industri makanan.”
Kedisiplinan Kentaro Ogawa
Dengan gol besar seperti itu, maka tidak heran jika Kentaro Ogawa
terkenal sangat disiplin dalam mengelola bisnisnya. Ia mengatur dari
mulai seragam hingga menu desain. Karyawan Zensho sangat dituntut untuk
kerja cepat. Perusahaan menyarankan karyawan agar mengambil setidaknya
dua langkah setiap detik dan membatasi negosiasi bisnis selama setengah
jam saja. Mereka membentuk kelompok riset khusus yang mempelajari cara
untuk menghilangkan inefisiensi di tempat kerja, menganalisis hingga ke
gerakan pergelangan tangan karyawan mereka. Kecepatan adalah aspek utama
yang sangat diperhatikan oleh penyedia makanan cepat saji ini. Kisah inspiratif Kentaro Ogawa ini adalah bagian dari seri orang
terkaya di Jepang. (http://studentpreneur.co/seorang-buruh-kapal-yang-berjuang-menjadi-orang-terkaya-jepang/)
No comments:
Post a Comment
Komentar