Sinta Permata Sari Memulai Bisnis Dengan Hanya Bermodal 500
Ribu Rupiah, Namun Kini Telah Meraup Puluhan Juta Rupiah Per Bulan. Apa
Rahasianya?
Salah satu bisnis paling berkembang tak hanya di Indonesia, namun juga mendemami kalangan entrepeneur seluruh dunia adalah online business.
Sesuai namanya, berjualan melalui media sosial maupun website internet
sebagai lapak bisnis tak hanya digandrungi pengimpor, namun juga pegawai
swasta, ibu rumah tangga, bahkan pelajar SMA! Jika Anda berfikir anak
zaman sekarang tidak bisa apa-apa, bertemulah dengan Sinta Permata Sari.
Mahasiswa semester tujuh salah satu universitas di Surabaya yang akrab
dipanggil Sinta ini membuktikan bahwa dengan modal 500.000, seragam
putih abu-abu, passion, komitmen dan kerja keras, maka omzet 20.000.000
per bulan bukan lagi sesuatu yang mustahil. Berawal dari kesukaannya
mengoleksi baju dari SMA, si cantik sagitarius ini berani mencoba
kemampuannya berbisnis lewat online shop. Penasaran? Mari
terinspirasi oleh passion pemilik Schone and Hazzle yang bersedia
diwawancarai secara eksklusif oleh Studentpreneur!
Jadi, apa sebenarnya yang dilakukan oleh Schone and Hazzle?
Schone and Hazzle, sebuah online shop yang menjual pakaian wanita dan
remaja perempuan import dari Bangkok, Hongkong dan Korea ke seluruh
Indonesia. Rata-rata menggunakan sistem pre-order dan ready stock.
Anda memulai bisnis ketika masih SMA. Bagaimana awal mulanya?
Berawal dari passion. Hobi belanja baju pas SMA lalu terfikir untuk coba punya online shop
sendiri menggunakan modal dari nabung uang saku. Sekitar tahun 2010
dengan modal 500.000, Saya menjual pakaian buatan lokal dengan sistem PO
(pre-order) karena untuk online shop, sistem PO bisa dibilang lebih menguntungkan dan hanya menyetok barang-barang best seller.
Dari hanya menjual produk lokal, lantas apa yang membuat Anda beralih mengimpor produk dari luar negeri?
Awalnya gampang untuk menjual produk produksi Indonesia karena
desainnya mirip dengan barang impor. Sayang, kualitas pakaian buatan
lokal yang sulit dideteksi dan membuat kostumer kecewa. Mulai dari
kancing lepas sampai kualitas kain yang buruk, Saya berani mengimport
produk luar negeri dari Bangkok, Hongkong dan Korea demi kualitas
pakaian yang lebih bagus.
Sempat kesulitan untuk mengimpor baju dari luar negeri?
Kesulitan paling berat saat kargo ekspedisi terlambat karena Saya
harus mengejar waktu yang dijanjikan kepada kostumer dan menebus barang
dengan uang yang cukup banyak. Tapi kesulitan selain itu, hampir tidak
ada karena Saya sudah punya pelanggan tetap dari SMA.
Schone dan Hazzle terus berkembang. Ada tips mengenai cara mendapatkan pelanggan baru?
Lewat endorse artis, mengikuti sistem SFS (Shout-out for Shout-out: dua online shop
atau lebih, saling bertukar promosi di akun Instagram mereka agar
menarik perhatian dan mengajak kostumer tetap masing-masing untuk
berbelanja). Promosi lewat media sosial seperti fanpage Facebook, Line,
Twitter, Instagram dan mengikuti event-event bazaar atau pameran yang sesuai dengan target market Kami. Untuk bazaar,
kurang lebih kami sudah ikut enam sampai tujuh kali di Surabaya dan
Malang. Tapi untuk pengiriman barang sudah sampai ke seluruh Indonesia.
Pernah menghadapi pelanggan yang sangat menyebalkan?
Ada pelanggan menyebalkan yang sering hit and run. Mereka pesan tanpa down payment
atau uang muka lalu tiba-tiba menghilang. Tapi sejauh ini untungnya
belum ada yang sampai melakukan penipuan. Sedangkan strategi, ya sabar
saat behadapan dengan pelanggan yang agak cerewet dan memberikan
potongan harga atau promo agar dia menjadi pelanggan tetap Schone and
Hazzle.
Berapa omzet Schone and Hazzle setiap bulannya?
Saat ini minimal 20.000.000 per bulan. Sangat berbeda dari modal awal
yang dulu cuma 500.000 hasil mengumpulkan uang saku. Sekarang, jika
permintaan pelanggan sedang banyak-banyaknya seperti trend celana
high-weist kemarin, omzet bisa mencapai 50.000.000.
Lalu apa project selanjutnya untuk mengembangkan bisnis Anda?
Untuk Schone and Hazzle, sekarang terpikir untuk nggak hanya
mengimpor dari Asia saja, tapi juga dari Dubai karena kualitas produknya
yang bagus-bagus tapi terkendala di harga yang bisa dibilang lumayan
mahal. Lalu ada project kedua, yaitu bermitra bersama teman-teman
membuat brand baju sendiri. Berawal dari keinginan memiliki merek
sendiri yang berkualitas bagus. Kami mengambil bahan-bahan terbaik dari
Indonesia seperi Bandung dan Malang, serta luar negeri seperti Bangkok
dan Hongkong untuk didesain oleh desainer kami. Saat ini sudah jalan
satu season dan diperuntukkan untuk pecinta fashion kelas menengah keatas.
Sinta kan masih kuliah. Bagaimana cara Anda mengatur waktu antara mengurus bisnis dan kuliah?
Untuk brand, karena bermitra dengan empat orang dan semuanya
berbeda-beda universitas, Kami mengurus bergantian. Terutama karena Kami
semua punya passsion yang sama di bidang fashion. Untuk online shop, Saya mengatasinya bersama pegawai online shop Saya sendiri. Sedangkan kuliah, beberapa kali titip absen dan bolos kelas tapi syukurlah IPK Saya selalu 3 keatas.
Sempat ada ketakutan saat memutuskan menjadi seorang entrepeneur dibidang fashion?
Ketakutan itu pasti. Tapi karena hobi, tidak ada yang perlu ditakutkan.
Untuk pembaca yang ingin memulai online shop, ada saran yang bisa dibagi?
Keinginan itu nomor sekian. Mulailah bisnis sesuai passion Anda. Kalau bisnis dimulai dengan passion,
kesukaan dan hobi, semuanya akan berjalan lancar-lancar saja. Karena
semua pekerjaan harus dikerjakan dengan senang hati. Susah untuk
bertahan di satu pekerjaan kalau bukan itu bukan passion Anda.
Dalam lima tahun kedepan, apa yang Anda harapkan dari Schone and Hazzle?
Menjadi jauh lebih besar dan berkembang. Memiliki toko offline dan juga gudang.
Apa cita-cita seorang Sinta Permata Sari sekarang?
Saya bisa menjalankan banyak bisnis di bidang fashion dengan meningkatkan dan memperbesar omzet khusus fashion import. Lalu membuat brand Schone and Hazzle dengan kualitas premium bersama beberapa teman dan mulai belajar berkarir sebagai designer atau fashionpreneur dalam beberapa tahun. Apabila ternyata bidang ini tidak cocok, saya akan mencoba berbisnis di bidang lain tentunya. The point is how to be a great entrepreneur. (http://studentpreneur.co/mahasiswi-surabaya-raih-20-juta-per-bulan-dari-bisnis-fashion-online/)
No comments:
Post a Comment
Komentar