Aryo Ariotedjo memulai bisnisnya dengan mendirikan Grupara Energi
ketika ia masih berusia 21 tahun dan duduk di bangku kuliah. Kini
Grupara Inc, perusahaan Aryo menjelma menjadi sebuah Venture Capital
paling aktif di Indonesia. Tahun lalu, Grupara mengumumkan investasi
mereka di 2 startup: Maskool.in dan Lolabox. Aryo, 27 tahun, bisa jadi
adalah salah satu pemodal ventura termuda di Indonesia.
Halo Aryo, let’s start with brief introduction to our reader: Apa itu Grupara?
Grupara adalah sebuah venture capital sekaligus incubator yang
berfokus dalam investasi bisnis-bisnis yang masih dalam tahap startup.
Sejak berdiri tahun 2010-2011, kita sudah invest di 8 startup, 2 di
antaranya ada di Amerika, 6 di Indonesia. Kita sudah mendanai hingga 500
juta rupiah. Antara 200-300 ribu dolar masing-masing startup, relatif
sih.
Impressive. Jadi, apa kesamaan di antara startup-startup yang telah Anda invest?
Sebagian besar mereka bermain di e-commerce. Maskool.in untuk style
khusus pria. Project Shoe sepatu wanita yang berkembang di Inggris.
Mereka adalah perusahaan dengan product yang sudah international ready.
Saya ingin invest pada startup yang mampu menyajikan produk keren yang
ingin dibeli konsumen.
Prestasi apa yang sudah diraih oleh startup-startup yang Anda invest?
Belum banyak. Mungkin Project Shoe. Di sini, kami sempat masuk
majalah internasional dan menjadi juara 2 di pasar TechCrunch New York.
Namun yang paling impressive bagi saya adalah bagaimana Project Shoe,
sebuah startup yang berawal dari Indonesia, dimulai di Amerika, bisa
menjangkau pasar internasional seperti Inggris dan Australia.
Kenapa tidak fokus di Indonesia saja? Secara, kan marketnya juga besar?
Kalau dibilang marketnya besar, i disagree. Penduduknya banyak, iya.
Tapi di dunia online, tantangannya masih banyak. Kepercayaan terhadap
ritel online masih rendah. Terbukti dengan masih sedikit pelaku ritel
online di sini. Perbandingannya dengan Amerika masih jauh. Di Amerika,
kalau tidak salah perbandingan antara ritel online dan offline sekitar
1:10. Ada 1 ritel online untuk setiap 10 ritel offline. Indonesia masih
jauh. Jadi menurut saya masih challenging.
Apa yang mendasari keputusan Anda untuk mendirikan sebuah venture capital?
Awalnya dari idealisme saya saja sih. Saya lihat Indonesia masih
kurang dari segi inovasi bisnis, terutama di bidang teknologi, customer
goods & fashion brand. Sedangkan kalau kita lihat di Indomaret saja
misalnya, sudah ada banyak produk luar negeri yang masuk ke sini.
Bagaimana menurut Anda perbedaan iklim venture capital antara Indonesia dan Amerika?
Bukan hanya Indonesia. Jumlah pemodal ventura di Asia masih jauh
banget dari Eropa dan Amerika. Berasa banget waktu kita raising capital.
Kita bisa dengan mudah dapat daftar berisi ribuan venture capitalist di
database Amerika, namun masih sedikit sekali yang ada di Asia.
Anda pernah merasa terlalu muda untuk terjun di dunia venture capital?
Pengalaman saya mungkin memang tidak sebanyak venture capitalist
lain. Namun saya berpikiran, niat kami sejak awal adalah membantu
mendorong pertumbuhan sektor teknologi di Indonesia. Negara kita perlu
lebih banyak produk berkualitas internasional dan sektor teknologi
adalah tempat paling pas untuk memulainya. Jika saya tidak memulai,
siapa lagi yang akan? Saya bersyukur karena dari sini, saya bisa kenal
dengan investor-investor lain di Asia dan Amerika. Saya banyak belajar
secara langsung dari mereka. Harapan saya, akan muncul pemodal-pemodal
ventura lainnya di Indonesia.
Pada 2012, Aryo pergi ke Amerika Serikat untuk belajar seputar dunia
venture capital. Sekarang, profil Aryo Ariotedjo terdaftar dalam AngelList,
situs bagi pemodal ventura terakui di Amerika Serikat. Aryo mungkin
memang termasuk muda bagi venture capitalist pada umumnya. Namun Aryo
membuktikan bahwa usia tidak pernah jadi penentu keberhasilan seseorang.
Buktinya, di usia muda, Aryo berhasil menarik dukungan dari perusahaan
energi Medco. Ketika masih duduk di bangku kuliah, Aryo telah menjalin
relasi dengan banyak orang yang jauh melampaui usianya, dan mencetak
banyak deal-deal sukses. (http://studentpreneur.co/eksklusif-berbincang-dengan-salah-satu-investor-muda-tersukses-di-indonesia/)
No comments:
Post a Comment
Komentar