Azrul Ananda, Anak Dahlan Iskan, Telah Membuktikan Diri
Melampaui Ayahnya, dan Bahkan Mendapat Pengakuan Dunia Sebagai Raja
Media Cetak.
Anda pasti tahu Dahlan Iskan, tetapi mungkin jarang mendengar Azrul
Ananda. Azrul Ananda merupakan direktur utama Jawa Pos. Jawa Pos sendiri
merupakan koran nomor satu di Indonesia. Azrul Ananda bersama Jawa Pos
berhasil mendapatkan gelar Newspaper of the Year dari World Young Reader Prize 2011. Bagaimana cara Azrul Ananda mendapatkan dan menjadikan Jawa Pos menjadi koran nomor satu di Indonesia?
Berkutat di Jawa Pos Sejak Kecil
Azrul Ananda yang lahir pada tanggal 4 Juli 1977 di Samarinda
terlahir di keluarga wartawan. Dahlan Iskan sering mengajak Azrul ke
kantor Jawa Pos di Graha Pena, Surabaya. Secara tidak langsung, Azrul
sudah terlatih melihat proses bagaimana membuat berita atau bagaimana
koran itu dibuat. Tetapi siapa sangka, sebenarnya Dahlan Iskan tidak
menginkan anaknya tersebut untuk terjun di Jawa Pos. Akhirnya pada saat
kuliah, Dahlan Iskan mengirim Azrul ke Amerika Serikat untuk sekolah.
Orang Tua Asuh Juga Pekerja Media di Amerika
Tetapi mungkin karena takdir, pada saat Azrul Ananda tinggal bersama
orang asuh di Amerika Serikat, ternyata orang tua asuh Azrul Ananda di
Amerika Serikat bekerja di media cetak di California. Pada waktu di
Amerika Serikat tersebut, Azrul belajar sedikit-sedikit tentang media
cetak dan bagaimana cara menjadi wartawan dari orang tua asuhnya. Ketika
kembali ke Indonesia, Azrul sudah mempunyai dasar menjadi wartawan.
Azrul Ananda akhirnya masuk ke dalam Jawa Pos yang pada saat itu masih
dipegang Dahlan Iskan. Namun, meskipun dia adalah anak Dahlan, Azrul
tidak diberi posisi yang tinggi di awal karirnya di Amerika.
Merangkak Dari Bawah
Dahlan Iskan tidak serta merta langsung menempatkan Azrul Ananda
dalam posisi yang tinggi, karena beliau ingin melihat bagaimana kinerja
dari Azrul Ananda. Pada waktu itu, Azrul disuruh memegang DetEksi yaitu
rubik anak muda yang ada di Jawa Pos. Sejak tahun 2000, dia membuat
DetEksi dengan singkat digandrungi anak muda. Ditambah lagi Azrul Ananda
membuat Deteksi Basket League (DBL) pada tahun 2004, yang sekarang
menjadi kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia. Selain DBL,
Azrul Ananda juga membuat kompetisi majalah dinding (mading) dengan nama
DetEksi Mading Championship, sekarang dikenal DetEksi Convention yang
juga menjadi kompetisi mading terbesar di Indonesia.
Selama membuat program-program di DetEksi, Azrul Ananda terinspirasi
dirinya waktu masih muda. Pada saat Azrul Ananda pertukaran pelajar di
Amerika Serikat, Azrul sering mengikuti kompetisi basket, maka lahirlah
Deteksi Basket League. Dan ketika masih SMA juga, Azrul juga sering
mengisi mading untuk sekolahnya, maka lahirnya DetEksi Mading
Championsip untuk SMA. Tidak hanya itu, Azrul Ananda juga membuat
halaman For Her yaitu yang membahas komunitas perempuan di Indonesia.
Melebihi Dahlan dan Mendapat Pengakuan Dunia
Akhirnya Azrul Ananda menyamai prestasi bahkan sekarang melebihi
direktur utama sebelumnya, yaitu bapaknya sendiri Dahlan Iskan. Karena
pembaca Jawa Pos yang kebanyakan anak muda, Jawa Pos mendapatkan
penghargaan dunia World Young Reader Prize 2011. Saingan Jawa Pos juga
tidak main-main, ada Wall Street Journal Amerika Serikat, Chicago
Tribune dan Yomiuri Shimbun Jepang. Semuanya merupakan media cetak
terkenal di negaranya masing-masing.
Azrul Ananda tidak memanfaatkan nama besar bapaknya untuk langsung
masuk kedalam jajaran direksi Jawa Pos, tapi mulai dari bawah dengan
menggaet konten anak muda, Nah sobat Entpreneur, bagaimana menurut
Anda?(http://studentpreneur.co/kisah-anak-dahlan-iskan-yang-kini-menjadi-raja-media-cetak/)
No comments:
Post a Comment
Komentar