Berbagai kreasi kuliner anak muda makin berkembang di Depok, Jawa
Barat. Dengan menggunakan bahan baku singkong, dua bersaudara Iqbal
Adiasa dan Fahrial Zulfikar mengembangkan usaha kuliner mereka dengan
serius.
Keripik singkong Logue memiliki aneka rasa seperti original, mocca,
cokelat, stroberi, hingga keju. Tak seperti beragam jenis camilan
belakangan yang tengah booming pada rasa pedas hingga memberlakukan
level rasa, namun Iqbal menyatakan bermain di rasa manis.
“Tadinya mau kentang tapi mahal, ubi sulit, singkong gampang didapat.
Rasa paling favorit tentunya rasa cokelat. Ke depannya kami coba
menambah rasa manis lainnya," tutur Iqbal Adiasa, saat ditemui di tempat
produksi di Perumahan Griya Melati Mas, Cilodong, Depok, belum lama
ini.
Iqbal menjelaskan keripik Logue diluncurkan sejak Oktober 2013.
Produknya pernah meramaikan pameran dari Kementerian Dalam Negeri
(Kemendagri). Keripik Logue juga sudah didaftarkan ke Asosiasi UKM
Indonesia (Asukmindo).
Menurut Iqbal, produknya ini diberi nama Logue lantaran mereka
memilih nama yang mudah diingat masyarakat. Selain itu, menurutnya
singkong masih menjadi favorit masyarakat Indonesia sebagai camilan.
"Cari yang gampang diingat mencerminkan kedekatan. Kan kalau
pergaulan sudah dekat lo dan gue, bisa dekat sama konsumennya. Singkong
makanan kampung, Indonesia banget, gampang diolah, ingin mengangkat
selera pangan lokal," tuturnya.
Mereka mengambil bahan baku singkong dari supplier di Bogor rata-rata
50 kilogram sekali produksi. Untuk rasa cokelat, mereka mengolahnya
dengan melelehkan cokelat compound hingga tercampur seperti rasa cokelat
batangan. Dalam satu kali produksi, mampu mencapai 300 bungkus.
“Sebulan omzet kira-kira Rp20 juta," sebut dia.
Keripik singkong tersebut hanya bertahan tiga bulan setelah produksi. “Kami ingin menjaga rasa tetap fresh,” imbuh dia.
Kemasan keripik Logue yang menarik menggunakan papper bag, membuat
keripik ini juga bisa dijual melalui reseller dengan harga Rp15 ribu
-Rp20 ribu. Keripik ini sudah menyebar melalui reseller ke wilayah
Bandung, Pekalongan, Jabodetabek, Makassar, dan Kalimantan. Berbagai kreasi kuliner anak muda makin berkembang di Depok, Jawa
Barat. Dengan menggunakan bahan baku singkong, dua bersaudara Iqbal
Adiasa dan Fahrial Zulfikar mengembangkan usaha kuliner mereka dengan
serius.
Keripik singkong Logue memiliki aneka rasa seperti original, mocca,
cokelat, stroberi, hingga keju. Tak seperti beragam jenis camilan
belakangan yang tengah booming pada rasa pedas hingga memberlakukan
level rasa, namun Iqbal menyatakan bermain di rasa manis.
“Tadinya mau kentang tapi mahal, ubi sulit, singkong gampang didapat.
Rasa paling favorit tentunya rasa cokelat. Ke depannya kami coba
menambah rasa manis lainnya," tutur Iqbal Adiasa, saat ditemui di tempat
produksi di Perumahan Griya Melati Mas, Cilodong, Depok, belum lama
ini.
Iqbal menjelaskan keripik Logue diluncurkan sejak Oktober 2013.
Produknya pernah meramaikan pameran dari Kementerian Dalam Negeri
(Kemendagri). Keripik Logue juga sudah didaftarkan ke Asosiasi UKM
Indonesia (Asukmindo).
Menurut Iqbal, produknya ini diberi nama Logue lantaran mereka
memilih nama yang mudah diingat masyarakat. Selain itu, menurutnya
singkong masih menjadi favorit masyarakat Indonesia sebagai camilan.
"Cari yang gampang diingat mencerminkan kedekatan. Kan kalau
pergaulan sudah dekat lo dan gue, bisa dekat sama konsumennya. Singkong
makanan kampung, Indonesia banget, gampang diolah, ingin mengangkat
selera pangan lokal," tuturnya.
Mereka mengambil bahan baku singkong dari supplier di Bogor rata-rata
50 kilogram sekali produksi. Untuk rasa cokelat, mereka mengolahnya
dengan melelehkan cokelat compound hingga tercampur seperti rasa cokelat
batangan. Dalam satu kali produksi, mampu mencapai 300 bungkus.
“Sebulan omzet kira-kira Rp20 juta," sebut dia.
Keripik singkong tersebut hanya bertahan tiga bulan setelah produksi. “Kami ingin menjaga rasa tetap fresh,” imbuh dia.
Kemasan keripik Logue yang menarik menggunakan papper bag, membuat
keripik ini juga bisa dijual melalui reseller dengan harga Rp15 ribu
-Rp20 ribu. Keripik ini sudah menyebar melalui reseller ke wilayah
Bandung, Pekalongan, Jabodetabek, Makassar, dan Kalimantan. http://economy.okezone.com/
No comments:
Post a Comment
Komentar